Sabtu, 28 Januari 2012

LINGKUNGAN HIDUP

Manusia di bumi tidak sendirian melainkan hidup bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral dan pasif, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Manusia, hewan, tumbuhan dan komponen abiotik lainnya menempati suatu ruang yang didalamnya saling berinteraksi satu sama lain, hal inilah yang dikatakan sebagai lingkungan hidup. Ruang lingkup peninjauan lingkungan hidup dapat sempit misalnya lingkungan rumah dan pekarangan rumah kita, atau dapat luas seperti lingkungan Kota Manado. Lapisan bumi dan udara yang ada mahluknya dianggap sebagai suatu lingkungan hidup yang besar, yaitu biosfer. 

Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Pertama, oleh jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut. Dapat kita lihat suatu lingkungan hidup dengan 10 orang manusia, 5 ekor anjing, 3 ekor burung nuri. 

Kedua, hubungan atau interaksi suatu unsur dan lingkungan hidup itu. Misalnya, dalam suatu ruangan terdapat 8 buah kursi, 4 buah meja dan 4 buah pot bunga yang berisikan bunga, di dalam ruang itu 8 buah kursi diletakkan sejajar pada satu dinding dengan sebuah meja di depan setiap dua buah kursi dan setiap pot di atas meja tersebut, kemudian pada ruang yang lain dengan jumlah dan jenis kursi yang sama pada ruang sebelumnya ditata 2 buah kursi dengan 1 buah meja diletakkan di tengah setiap dinding, dengan setiap pot bunga diletakkan pada setiap sudut ruangan. Walaupun kedua ruangan tersebut memiliki jumlah dan jenis meja, kursi maupun bunga yang sama, namun interaksi susunan di dalam ruangan itu berbeda. Demikian sama halnya berlaku pada interaksi sosial dalam hal unsur-unsur itu adalah makhluk hidup yang mobil seperti manusia dan hewan.

Ketiga, kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup. Suatu kota yeng penduduk di dalamnya rajin dan aktif akan berbeda dari sebuah kota yang penduduk di dalamnya santai dan malas. Demikian pula suatu daerah dengan lahan yang landai dan subur akan berbeda dengan daerah yang lahannya terjal dan tererosi.

Keempat, faktor non-materil suhu, cahaya dan kebisingan. Kita dapat merasakan ini. Suatu lingkungan yang panas silau dan bising sangatlah berbeda dengan lingkunga yang sejuk, cahaya yang cukup dan tenang. 

Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Manusia seperti ia adanya, yaitu yang disebut fenotipe, adalah perwujudan dari interaksi sifat keturunan dengan lingkungannya. Sifat keturunan yang terkandung di dalam gen yang merupakan bagian kromosom di dalam masing - masing sel tubuh, menentukan potensi perwujudan manusia, yaitu genotip. Apakah suatu sifat genotip itu akan terwujud atau tidak, itu tergantung ada atau tidaknya faktor lingkungan yang sesuai untuk perkembangan sifat itu. 

Dobzhansky, seorang ahli ilmu keturunan terkenal menyatakan bahwa gen menentukan tanggapan apa yang akan terjadi terhadap faktor lingkungan yang sesuai untuk perkembangan sifat itu. Jadi menurutnya, gen itu bukanlah penentu sifat manusia melainkan penentu reaksi atau tanggapan terhadap lingkungan. Hal ini terlihat pada tumbuhan yang di tempatkan di ruangan gelap. Ia tidak akan dapat menghasilkan zat hijau daun walaupun ia mempunyai potensi untuk menghasilkan zat hijau daun. Jadi, makhluk hidup itu juga terbentuk oleh lingkungannya.

Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya adalah sirkuler. Kegiatannya apakah sekedar bernafas ataupun membendung sungai, sedikit atau banyaknya akan merubah lingkungannya. Misalnya pada suatu lingkungan kerja dengan ruang kerja yang sempit dengan tumbuhan perindang sangat kurang. Dengan pernafasannya ia akan mengurangi jumlah O2  dan ruangan menjadi banyak mengandung CO. Pernafasan juga menaikkan suhu ruangan sehingga ruangan didalamnya menjadi lebih panas ditunjang oleh ketidak tersediannya tumbuhan perindang, lingkungan yang panas meningkatkan produksi keringat akibat adaptasi tubuh terhadap lingkungan, keringat yang berlebihan menyebabkan bau badan sehingga ruangan tersebut menjadi pengap. Hal ini memperngaruhi produktivitas pekerja. 

Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya : udara untuk pernafasan, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan keperluan lainnya, tumbuhan dan hewan untuk makan, tenaga dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan lahan pertanian. Oksigen yang kita hirup adalah produksi tumbuhan lewat fotosintesisnya. Jelaslah bahwa manusia adalah bagian integral dari lingkungan hidupnya. Ia tidak dapat terpisah daripadanya. Manusia tanpa lingkungannya adalah suatu abstraksi belaka. Sehingga tak ada alasan bagi manusia untuk dengan dan tanpa sengaja merusak lingkungannya. Mari kita jada lingkungan hidup kita, "BUMIKU, RUMAHKU"