BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era Globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku pada tahun 2020 mendatang,Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan salah satu pyasarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa anatr Negara yang harus dipenuhi seluruh anggota termasuk Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta melindungi masyarakat pekerja Indonesia, maka telah ditetapkan visi Indonesia masyarakat sehat yakni gambaran kehidupan masyarakat Indonesia di masa depan. Hal yang mendasari dikeluarkannya aturan demikian adalah melihat banyaknya angka kecelakaan kerja di dunia Industri yang menurunkan produktivitas hasil, selain itu Manusia memiliki Hak Asasi yang harus dijamin baik itu keselamatan maupun kenyamanan kerja. Sehingga perlu sekali adanya pemahaman Kesehan Keselamatan Kerja. Demikianpun para pekerja Laboratorium yang tak pernah lepas dari berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh beberapa factor satu diantaranya adalah factor fisik yakni radiasi sinar.
Dengan adanya kemajuan IPTEK membuat manusia untuk menghasilkan berbagai alternative pengobatan salah satunya menggunakan radiasi sinar pada beberapa penyakit. Seiring dengan perkembangan zaman, para tenaga medis lebih meningkatkan penggunaan radiasi sinar untuk proses medical. Namun ditemui banyak kasus ditemui bahwa banyak terjadi penyakit akibat kerja, yang notabenenya disebabkan oleh factor kelalaian. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi sinar sebanding dengan penyakit yang proses penyembuhannya menggunakan radiasi sinar. Oleh karena itu hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk melakukan identifikasin terhadap ”Penyakit Akibat Radiasi Sinar ullta violet dan X-Ray bagi Kesehatan”, yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka beberapa hal ingin diidentifkasi adalah :
1. Apa bahaya yang ditimbulkan oleh Radiasi Sinar bagi kesehatan manusia ?
C. Tujuan
1. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya radiasi sinar bagi kesehatan manusia ?
2. Mengidentifikasi langkah-langkah pencegahan penyakit akibat radiasi sinar ?
D. Manfaat
Penulisan ini kiranya bermanfaat bagi :
1. Laboratorium
Kiranya penulisan ini bermanfaat bagi Laboratorium dalam penggunaan radiasi sinar untuk diagnose penyakit. Sehingga dapat mengurangi penyakit yang ditimbulkan akibat kerja.
2. Ilmu Pengetahuan
Penulisan ini kiranya memberikan kontribusa bagi pengetahuan khususnya pelajar sebagai literature belajar dalam pendidikannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Penyakit Akibat Kerja
Dalam melakukan pekerjaan apapun , sebenarnya kita berisiko untuk mendapatkan gangguan Kesehatan atau penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.Oleh karena itu , penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,alat kerja , bahan , proses maupun lingkungan kerja .
Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease .
Hal ini merupakan problem bagi para pekerja di berbagai sektor . Sebagian orang menyadari bahwa penyakit yang diderita besar kemungkinan karena pekerjaannya ,tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa pekerjaan yang ditekuninya sehari – hari sebagai penyebab penyakit tertentu .
Banyak definisi tentang penyakit akibat kerja ,, yang semuanya terkait dengan alat kerja dan pekerjaan . Beberapa di antaranya antara lain , “ An occupational disease may be defined simply as one that is caused , or made worse , by exposure at work ” ( Cherry, 1999 ) . Di sini menggambarkan bahwa secara sederhana sesuatu yang disebabkan , atau diperburuk , oleh pajanan di tempay kerja . Atau , “ An occupational disease is health problem caused by exposure to a workplace hazard ” ( Workplace Safety and Insurance Board –a, 2005 ) , sedangkan dari definisi kedua tersebut , penyakit akibat kerja adalah suatu masalah Kesehatan yang disebabkan oleh pajanan berbahaya di tempat kerja.
Selain itu defenisi penyakit akibat kerja yang menyatakan bahwa “penyakit akibatn kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat dicegah, dan berat ringannya penyakit yang disebabkan pekerjaan tergantung dari jenis dan tingkatnya penyakit”( Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,1997)
B. Faktor Fisik Penyebab Penyakit Akibat Kerja
a. Penyakit akibat kerja dapat disebabkan oleh factor fisik yakni :
b. Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian
c. Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria, heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke.
d. Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan katarak, ultraviolet menyebabkan konjungtivitis, radioaktrif/alfa/beta/gama/X menyebabkan gangguan terhadap sel tubuh manusia.
e. Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease
f. Getaran :menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses metabolisme, Polineurutis.
C. Defenisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. 2. Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. 4. Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
5. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
6. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
7. Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:
a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.
D. Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
BAB III
PEMBAHASAN
A. Radiasi
Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas. Apa yang membuat radiasi adalah bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber. geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Pada pembahasan saat ini kami lebih menitik beratkan pada radiasi elektromagnetik dalam dunia medis yakni radiasi ultra violet, radiasi infra red dan radiasi X-ray. Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk diagnosis, pengobatan, dan penelitian. sinar X, misalnya, melalui otot dan jaringan lunak lainnya tapi dihentikan oleh bahan padat. Properti sinar X ini memungkinkan dokter untuk menemukan tulang rusak dan untuk menemukan kanker yang mungkin tumbuh dalam tubuh. Dokter juga menemukan penyakit tertentu dengan menyuntikkan zat radioaktif dan pemantauan radiasi yang dilepaskan sebagai bergerak melalui substansi tubuh.
I. Ultra Violet
Ultraviolet (UV) cahaya radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya tampak , tetapi lebih panjang dari sinar-X , dalam kisaran 10 nm sampai 400 nm, dan energi dari 3 eV ke 124 eV. Hal ini bernama karena spektrum gelombang elektromagnetik terdiri dari dengan frekuensi lebih tinggi daripada yang mengidentifikasi manusia sebagai warna violet . Meskipun radiasi ultraviolet tidak terlihat dengan mata manusia, kebanyakan orang sadar akan efek UV melalui terbakar sinar matahari , tetapi spektrum UV memiliki efek lain, baik menguntungkan dan merusak, bagi kesehatan manusia. Sinar UV ditemukan dalam sinar matahari dan dipancarkan oleh busur listrik dan lampu khusus seperti lampu hitam . Hal ini dapat menyebabkan reaksi kimia , dan menyebabkan banyak zat bersinar atau berpendar . Kebanyakan ultraviolet diklasifikasikan sebagai non-radiasi pengion . Energi tinggi dari spektrum ultraviolet dari sekitar 150 nm ('vakum' ultraviolet) adalah pengion , tetapi ini jenis ultraviolet sangat tidak menembus dan diblokir oleh udara.
1. Sumber Sinar UV
Hal tersebut akan saya uraikan seperti dibawah ini :
1. Para Matahari memancarkan radiasi ultraviolet di UVA, UVB, UVC dan band. Bumi lapisan ozon blok 97-99% dari radiasi UV dari penetrasi melalui atmosfer. [5] Dari radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi, 98,7% adalah UVA. [ kutipan diperlukan ] (UVC dan radiasi lebih energik bertanggung jawab untuk generasi lapisan ozon, dan pembentukan ozon di sana). Bintang yang sangat panas memancarkan radiasi UV secara proporsional lebih daripada matahari; bintang R136a1 memiliki energi termal dari 4,57 eV, yang jatuh di kisaran dekat-UV.
2. Kaca biasa sebagian transparan untuk UVA tetapi buram untuk panjang gelombang lebih pendek, sedangkan silika atau kaca kuarsa , tergantung pada kualitas, dapat transparan bahkan untuk panjang gelombang UV vakum. Kaca jendela biasa melewati sekitar 90% dari cahaya di atas 350 nm, tetapi blok lebih dari 90% dari cahaya di bawah 300 nm. [6] [7] [8]
3. Vacuum UV, yang dimulai pada 200 nm, tentu saja dapat merambat melalui vakum-maka nama-tapi udara buram untuk itu, karena ini sangat panjang gelombang diserap oleh molekul oksigen di udara. Nitrogen murni (dengan kurang dari 10 ppm oksigen) adalah transparan kepada panjang gelombang dalam kisaran 150-200 nm sekitar. Hal ini telah datang untuk memiliki signifikansi praktis yang luas sejak proses manufaktur semikonduktor telah menggunakan panjang gelombang lebih pendek dari 200 nm. Dengan bekerja di oksigen bebas gas, peralatan tidak harus dibangun untuk menahan perbedaan tekanan yang diperlukan untuk bekerja di ruang hampa. Beberapa instrumen ilmiah lainnya yang beroperasi di wilayah spektral, seperti dichroism melingkar spektrometer, juga sering nitrogen dibersihkan.
4. UV ekstrim ditandai dengan transisi dalam fisika interaksi dengan materi: panjang gelombang lebih panjang dari sekitar 30 nm berinteraksi terutama dengan kimia elektron valensi dari materi, sedangkan panjang gelombang lebih pendek berinteraksi terutama dengan batin-shell elektron dan inti. Akhir panjang spektrum EUV / XUV diatur oleh terkemuka Dia + garis spektral pada 30,4 nm. XUV sangat diserap oleh bahan yang paling dikenal, namun ada kemungkinan untuk mensintesis optik multilayer yang mencerminkan hingga sekitar 50% dari radiasi XUV pada kejadian yang normal . Teknologi ini, yang dipelopori oleh NIXT dan MSSTA roket terdengar pada 1990-an, telah digunakan untuk membuat teleskop untuk pencitraan surya (contoh saat ini SOHO / EIT dan Trace ), dan peralatan untuk nanolithography (pencetakan berskala sangat kecil jejak dan perangkat di microchip ).
2. Penggunaan UV dalam Dunia Medis
1. Vitamin D
Paparan UVB menginduksi produksi vitamin D di kulit pada tingkat hingga 1.000 IU per menit. Mayoritas efek kesehatan yang positif terkait dengan vitamin ini. Ini memiliki peran regulasi dalam metabolisme kalsium (yang sangat penting untuk fungsi normal dari sistem saraf, serta untuk pertumbuhan tulang dan pemeliharaan kepadatan tulang), imunitas, proliferasi sel, insulin sekresi, dan tekanan darah. [12]
2. Aplikasi Medis
Radiasi ultraviolet memiliki aplikasi medis lainnya, dalam pengobatan kondisi kulit seperti psoriasis dan vitiligo . Radiasi UVA telah banyak digunakan dalam hubungannya dengan psoralen ( PUVA pengobatan) untuk psoriasis, meskipun pengobatan ini kurang digunakan sekarang karena kombinasi menghasilkan peningkatan dramatis pada kanker kulit, dan karena pengobatan dengan radiasi UVB dengan sendirinya lebih efektif. Dalam kasus psoriasis dan vitiligo, sinar UV dengan panjang gelombang 311 nm yang paling efektif. [13] [14]
3. Bahaya UV bagi Kesehatan
a. Kulit
Sebuah pencahayaan terhadap radiasi UVB dapat menyebabkan kulit terbakar dan beberapa bentuk kanker kulit. Namun bentuk yang paling mematikan - melanoma maligna - kebanyakan disebabkan oleh kerusakan DNA tidak langsung (radikal bebas dan stres oksidatif). Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya mutasi UV-tanda dalam 92% dari semua melanoma. [15] Pada manusia, terlalu lama terkena radiasi UV matahari dapat menyebabkan akut dan kronis efek kesehatan pada kulit , mata, dan sistem kekebalan tubuh . [16] Selain itu, UVC dapat menyebabkan merugikan mempengaruhi yang berbeda-beda dapat mutagenik atau karsinogenik.
Sinar UVC adalah energi tertinggi, jenis yang paling berbahaya dari sinar ultraviolet. Sedikit perhatian telah diberikan terhadap sinar UVC di masa lalu karena mereka disaring oleh atmosfer. Namun, penggunaannya dalam peralatan seperti kolam sterilisasi unit dapat menimbulkan risiko eksposur, jika lampu dinyalakan di luar unit sterilisasi kolam tertutup nya.
Pada tanggal 13 April 2011 Badan Internasional untuk Penelitian Kanker Dunia Organisasi Kesehatan diklasifikasikan semua kategori dan panjang gelombang Radiasi ultraviolet sebagai karsinogen 1 Grup. Ini adalah sebutan untuk tingkat tertinggi karsinogen dan berarti "Ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa hal itu dapat menyebabkan kanker pada manusia".
UVA, UVB, dan UVC dapat semua kerusakan kolagen serat dan, oleh karena itu, mempercepat penuaan kulit. Kedua UVA dan UVB merusak vitamin A dalam kulit, yang dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut. [19] Di masa lalu, UVA dianggap kurang berbahaya, tapi hari ini diketahui dapat berkontribusi untuk kanker kulit melalui kerusakan DNA tidak langsung (radikal bebas dan oksigen reaktif spesies). Meresap dalam, namun tidak menyebabkan kulit terbakar . UVA tidak langsung seperti kerusakan DNA UVB, dan UVC, tetapi dapat menghasilkan intermediet kimia yang sangat reaktif, seperti radikal hidroksil dan oksigen, yang pada gilirannya dapat merusak DNA [. rujukan? ] Karena tidak menyebabkan kemerahan pada kulit (eritema) , tidak dapat diukur dalam SPF pengujian [. rujukan? ] Tidak ada pengukuran klinis yang baik untuk penyumbatan radiasi UVA, tetapi penting untuk tabir surya untuk memblokir sinar UVA dan UVB. Beberapa ilmuwan menyalahkan adanya filter UVA dalam tabir surya untuk risiko melanoma lebih tinggi ditemukan bagi pengguna tabir surya. [20]
Para kemerahan kulit karena aksi sinar matahari tergantung baik pada jumlah sinar matahari dan pada kepekaan kulit ("spektrum aksi erythemal") atas spektrum UV.
Sinar UVB dapat menyebabkan kerusakan DNA langsung. Radiasi menggairahkan molekul DNA dalam sel kulit, menyebabkan menyimpang ikatan kovalen terbentuk antara berdekatan sitosin basa, menghasilkan dimer . Ketika DNA polimerase datang untuk meniru ini untai DNA, membaca dimer sebagai "AA" dan bukan "CC" asli. Hal ini menyebabkan mekanisme replikasi DNA untuk menambahkan "TT" pada untai berkembang. Ini mutasi dapat menyebabkan kanker pertumbuhan, dan dikenal sebagai "mutasi CT klasik". Mutasi yang disebabkan oleh kerusakan DNA langsung membawa mutasi tanda tangan UV yang biasa terlihat di kulit kanker . Para Mutagenisitas radiasi UV dapat dengan mudah diamati pada bakteri budaya. Hubungan Kanker adalah salah satu alasan untuk kekhawatiran tentang penipisan ozon dan lubang ozon. UVB menyebabkan beberapa kerusakan pada kolagen, tetapi pada tingkat yang lebih lambat dibandingkan UVA sangat [. rujukan? ]
Sebagai pertahanan terhadap radiasi UV, jumlah pigmen coklat melanin dalam kulit meningkat bila terkena moderat (tergantung pada jenis kulit ) tingkat radiasi, ini umumnya dikenal sebagai cokelat matahari . Tujuan dari melanin adalah untuk menyerap radiasi UV dan menghilangkan energi sebagai panas tidak berbahaya, menghalangi UV dari jaringan kulit merusak. UVA memberikan cokelat cepat yang berlangsung selama berhari-hari dengan mengoksidasi melanin yang sudah hadir, dan memicu pelepasan melanin dari melanosit. UVB menghasilkan cokelat yang mengambil kira-kira 2 hari untuk berkembang karena merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak melanin. Sifat-sifat fotokimia melanin menjadikannya sangat baik photoprotectant . Kimia tabir surya yang lebih tua dan lebih luas tidak dapat mengusir energi keadaan tereksitasi seefisien melanin, dan, oleh karena itu, penetrasi dari bahan-bahan tabir surya ke lapisan bawah kulit dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dan spesies oksigen reaktif ( ROS ). Dalam beberapa tahun terakhir, zat penyaringan ditingkatkan telah datang ke dalam digunakan dalam lotion tabir surya komersial yang tidak signifikan menurunkan atau kehilangan kapasitas mereka untuk melindungi kulit dengan meningkatnya waktu pemaparan (zat photostable).
Tabir surya mencegah kerusakan DNA langsung yang menyebabkan kulit terbakar oleh penyumbatan UVB [. klarifikasi diperlukan ] Dengan demikian, sebagian besar produk ini mengandung rating SPF yang menunjukkan seberapa baik mereka blok UVB sebagai ukuran efektivitas mereka. Peringkat ini, bagaimanapun, tidak memberikan data tentang perlindungan terhadap UVA, paparan yang tidak menyebabkan kulit terbakar tapi masih berbahaya. Di AS, Food and Drug Administration sedang mempertimbangkan menambahkan sistem rating bintang untuk menunjukkan perlindungan UVA . Sebuah sistem yang sama sudah digunakan di beberapa negara Eropa. Beberapa lotion tabir surya sekarang termasuk senyawa seperti titanium dioksida , yang membantu melindungi terhadap sinar UVA. UVA lainnya memblokir senyawa yang ditemukan dalam tabir surya termasuk seng oksida dan avobenzone .
b. Mata
Intensitas tinggi sinar UVB yang berbahaya bagi mata, dan eksposur dapat menyebabkan lampu kilat tukang las itu ( photokeratitis atau mata busur ) dan dapat menyebabkan katarak , pterygium,dan pinguecula formasi.
Sinar UV diserap oleh molekul yang dikenal sebagai kromofor , yang hadir dalam sel-sel mata dan jaringan. Chromophores menyerap energi cahaya dari berbagai panjang gelombang pada tingkat yang berbeda - pola yang dikenal sebagai spektrum absorpsi . Jika sinar UV terlalu banyak diserap, struktur mata seperti kornea , yang lensa dan retina bisa rusak.
Kacamata pelindung bermanfaat untuk mereka yang bekerja dengan atau mereka yang mungkin terkena radiasi ultraviolet, UV gelombang pendek khususnya. Mengingat bahwa cahaya dapat mencapai mata dari sisi, cakupan perlindungan mata lengkap biasanya dibenarkan jika ada peningkatan risiko eksposur, seperti di gunung ketinggian tinggi. Pendaki yang terkena lebih tinggi dari tingkat radiasi UV biasa, baik karena ada yang kurang atmosfer penyaringan dan karena refleksi dari salju dan es.
Biasa, tidak diobati kacamata memberikan perlindungan. Kebanyakan lensa plastik memberikan perlindungan lebih dari lensa kaca, karena, seperti disebutkan di atas, kaca transparan untuk UVA dan plastik akrilik yang umum digunakan untuk lensa kurang begitu. Beberapa bahan lensa plastik, seperti polikarbonat , inheren blok yang paling UV. Ada pengobatan tersedia untuk pelindung lensa kacamata yang membutuhkannya, yang akan memberikan perlindungan yang lebih baik. Tetapi bahkan pengobatan yang benar-benar blok UV tidak akan melindungi mata dari cahaya yang tiba di sekitar lensa.
II. Sinar X-Ray
1. Defenisi
Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
2. Penggunaan X-Ray Bagi medis
APLIKASI RADIASI SINAR-X DI BIDANG KEDOKTERAN UNTUK MENUNJANG KESEHATAN
MASYARAKAT. Radiasi sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan gelombang pendek
Gelombang elektromagnetik banyak jenisnya antara lain sinar lampu, ultra violet, infra merah, gelombang
radio, dan TV. Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Dengan
demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran nuklir.
Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut Linec
(Linier Accelerator). Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka photo Rontgen dapat di tingkatkan
fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT. Scan (Computed Tomography Scan).
Adanya peralatan peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam mendiagnosis dan
pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk di tingkat
daerah peralatan yang menggunakan sinar-X masih terbatas hanya pada pesawat Rontgen. Karena pesawat
radioterapi membutuhkan catu daya listrik yang cukup besar, pada hal sumber listrik di daerah relatip
masih rendah. Oleh sebab itu pembahasan disini lebih dititik beratkan pada penggunaan sinar-X untuk
pesawat Rontgen.
3. Bahaya Sinar X-Ray
Pancaran sinar-x dapat diperolehi daripada sejenis alat elektronik yang dinamakan tiub x-ray. Daripada kajian ahli sains didapati sinar-x mempunyai sifat-sifat tertentu yang dapat dibagi kepada sifat biasa dan sifat khas.
Sifat biasa sinar X bergerak laju dan lurus. Tidak boleh Fokus oleh kanta atau cermin dipesong oleh medan magnet sekitar arah tertuju yang dilaluinya. Sifat khas menembusi jirim padat. Kesan pendarcahaya memberikan kesan cahaya kepada sebatian kimia seperti zink sulfida, kalsium tungstat dan barium platinosiamida. Kesan pengion alur sinar X yang melintas melalui gas memindahkan tenaganya kepada molekul-molekul yang akan seterusnya akan berpecah kepada titik yang berkas negatif. Kesan biologi sinar X bertindak dengan tisu hidup yang berada dalam tubuh.
Istilah mutasi pertama kali digunakan oleh Hugo de vries, untuk mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari kromosomnya.
Seth Wright juga melaporkan peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun. Lihat gambar di bawah ini merupakan domba hasil kloning.
Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan ( 1910) dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller (1890-19450 berhasil dalam percobaannya terhadap lalat buah,yaitu menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X. Muller berpendapat bahwa mutasi pada sel somatik tidak membawa perubahan, sedangkan mutasi pada sel-sel generatif atau gamet kebanyakan letal dan membawa kematian sebelum atau segera sesudah lahir. Selanjutnya pada tahun 1927 dapat diketahui bahwa sinar X dapat menyebabkan gen mengalami ionisasi sehingga sifatnya menjadi labil. Akhirnya mutasi buatan dilaksanakan pula dengan pemotongan daun atau penyisipan DNA pada organisme-organisme yang kita inginkan. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan faktor penyebab mutasi disebut mutagen (mutagenik agent). Mutasi jarang terjadi secara alami dan jika terjadi biasanya merugikan bagi makhluk hidup mutannya.
Secara garis besar, macam-macam mutagen dapat dibagi tiga, sebagai berikut :
1. Radiasi
Radiasi (penyinaran dengan sinar radioaktif); misalnya sinar alfa, beta, gamma, ultraviolet dan sinar X. Radiasi ultra ungu merupakan mutagen penting untuk organisme uniseluler. Radiasi alamiah berasal dari sinar kosmis dari angkasa, benda-benda radioaktif dari kerak bumi, dan lain-lain. Gen-gen yang terkena radiasi, ikatannya putus dan susunan kimianya berubah dan terjadilah mutasi
2. Zat Kimia
Mutagen kimia yg pertama kali ditemukan ialah gas mustard (belerang mustard) oleh C. Averbach dan kawan-kawan. Beberapa mutagen kimia penting lainnya ialah : gas metan, asam nitrat, kolkisin, digitonin, hidroksil amin, akridin, dll. Zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan replikasi yg dilakukan oleh kromosom yg mengalami kesalahan sehingga mengakibatkan susunan kimianya berubah pula.
3. Temperatur
Kecepatan mutasi akan bertambah karena adanya kenaikan suhu. Setiap kenaikan temperatur sebesar 10oC, kecepatan mutasi bertambah 2 – 3 kali lipat. Tetapi apakah temperatur merupakan mutagen, hal ini masih dalam penelitian para ahli.
Target utama kematian sel yang diinduksi oleh radiasi adalah DNA. Radiasi dapat menimbulkan efek pada DNA baik secara langsung maupun tidak langsung melalui radikal bebas sebagai hasil interaksi radiasi dengan molekul air.
Struktur DNA berbentuk heliks ganda yang tersusun dari ikatan antara gugus fosfat dengan gula dioksiribosa yang membentuk strand DNA, dan ikatan antar basa nitrogen yang menghubungkan kedua strand DNA. Sebagian besar kerusakan DNA berupa kerusakan pada basa, hilangnya basa, putusnya ikatan antar basa dan juga putusnya ikatan gula dengan fosfat sehingga terjadi patahan pada salah satu strand yang disebut single strand break (ssb).Kerusakan di atas dapat dikonstruksi kembali secara cepat tanpa kesalahan oleh proses perbaikan enzimatis dengan menggunakan strand DNA yang tidak rusak sebagai cetakan.
Sel mampu melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan DNA dalam beberapa jam, tetapi dapat tidak sempurna terutama terhadap kerusakan DNA yang dikenal sebagai double strand breaks (dsb) yaitu patahnya kedua strand DNA. Proses perbaikan dengan kesalahan dapat menghasilkan mutasi gen dan abnormalitas kromosom yang merupakan karakteristik pembentukan malignansi. Kerusakan dsb dianggap sebagai penyebab kerusakan genotoksik dan dengan tidak adanya proses perbaikan yang efisien dapat menyebabkan timbulnya kerusakan jangka panjang, bahkan pada dosis yang paling rendah. Trak tunggal, meskipun dari radiasi LET rendah, mempunyai probabilitas untuk menghasilkan satu atau lebih dsb pada DNA. Oleh karena itu konsekuensi seluler dari dsb atau interaksi antar dsb, mungkin terjadi pada dosis dan laju dosis paling rendah. Probabilitas dsb/sel diperkirakan sekitar 4/sel/100 mGy. Rasio ssb plus kerusakan basa dengan dsb yang diinduksi radiasi LET rendah adalah sekitar 50:1. Kerusakan komponen sel lainnya (kerusakan epigenetik) mungkin mempengaruhi fungsi sel dan progresi ke tingkat malignansi.
Beberapa efek merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapari sinar-X dan gamma dengan dosis berlebihan segera teramati tidak lama setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut. Marie Curie meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh leukemia. Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena seringnya beliau berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif. Meskipun demikian, upaya perlindungan terhadap bahaya radiasi pada saat itu belum mendapatkan perhatian yang serius.
Studi intensif efek radiasi terhadap jaringan tubuh manusia terus dilakukan oleh para ahli biologi radiasi (radiobiologi), hingga akhirnya secara pasti diketahui bahwa radiasi tersebut dapat menimbulkan kerusakan somatik berupa kerusakan sel-sel jaringan tubuh dan kerusakan genetik berupa mutasi sel-sel reproduksi. Dengan demikian manusiapun menyadari bahwa radiasi dapat memberikan ancaman terhadap kesehatan manusia yang perlu diwaspadai. Resiko kerusakan somatik dalam bentuk munculnya penyakit kanker dialami langsung oleh orang yang sel somatiknya terkena penyinaran. Sedang resiko dari kerusakan genetik tidak dialami oleh yang bersangkutan, melainkan keturunan orang tersebut mempunyai peluang untuk menderita cacat genetis.
Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi eksterna. Partikel alpha, beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi pengion, tetapi tidak semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel alpha memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya eksterna karena tidak dapat menembus lapisan kulit luar manusia. Partikel beta memiliki daya tembus yang jauh lebih tinggi dari partikel alpha. Daya tembus partikel beta dipengaruhi besar energi. Partikel beta berenergi tinggi mampu menjangkau beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit luar beberapa mm. Oleh karena itu, partikel beta memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil, kecuali untuk mata. Sinar-X dan sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ tubuh, sehingga mempunyai potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan.
Neutron juga memiliki daya tembus yang sangat besar. Neutron melepaskan energi didalam tubuh karena neutron dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki potensi bahaya radiasi eksterna yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Jika zat yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita sebut dengan radiasi interna. Partikel alpha mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang besar karena radiasi alpha mempunyai daya ionisasi yang besar sehingga dapat memindahkan sejumlah besar energi dalam volume yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan jaringan disekitar sumber radioaktif. Partikel beta mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang tingkatannya lebih rendah dari alpha. Karena jangkauan partikel beta didalam tubuh jauh lebih besar dari partikel alpha di dalam tubuh, maka energi beta akan dipindahkan dalam volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi keseluruhan efek radiasi pada organ dan jaringan sekitarnya. Sinar gamma memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah dibandingkan alpha dan beta, sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.
Kerusakan DNA inti sel dianggap sebagai kejadian utama yang diinisiasi radiasi yang menyebabkan kerusakan sel yang mengakibatkan pembentukan kanker dan penyakit herediter. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa sel-sel yang tidak secara langsung terpajan radiasi pengion, akan mengalami kerusakan karena berada di sekitar sel yang terpajan radiasi. Fenomena yang dikenal sebagai bystander effects ini dijumpai terutama pada pajanan radiasi dosis rendah. Oleh karena itu dalam memperkirakan risiko efek stokastik, kedua jenis sel, yaitu sel yang menjadi target radiasi dan sel yang tidak menjadi target tetapi berada di sekitar sel target, harus dipertimbangkan. Dengan demikian kemungkinan risiko kesehatan yang mungkin timbul akan lebih besar dari yang diperkirakan. Selain itu telah dibuktikan pula bahwa sebuah partikel alfa yang melintasi sebuah inti sel akan mempunyai probabilitas tinggi dalam menimbulkan mutasi. Ini berarti bahwa efek yang mungkin timbul akibat dari pajanan radiasi dosis rendah tdak dapat diabaikan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan pembahasan makalah ini, maka kami menari kesimpulan bahwa :
1. Sinar UV digunakan dalam dunia medis, paparan UVB menginduksi produksi vitamin D di kulit pada tingkat hingga 1.000 IU per menit, Radiasi ultraviolet memiliki aplikasi medis lainnya, dalam pengobatan kondisi kulit seperti psoriasis dan vitiligo . Radiasi UVA telah banyak digunakan dalam hubungannya dengan psoralen ( PUVA pengobatan) untuk psoriasis. Namun dalam pemakaiannya sinar UV memberikan dampak negative yakni bagi kulit, Sebuah pencahayaan terhadap radiasi UVB dapat menyebabkan kulit terbakar dan beberapa bentuk kanker kulit dan bagi mata, Intensitas tinggi sinar UVB yang berbahaya bagi mata dapat menyebabkan katarak.
2. Sinar X-Ray dalam dunia medis digunakan untuk alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran nuklir, photo Rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut Linec, alat baru yang disebut dengan CT. Scan (Computed Tomography Scan).
B. Saran
Sebagai saran melihat kajian pembahasan yang telah dipaparkan diatas maka saran yang patut kami berikan adalah :
1. Selalu menggunakan alat pelindung diri saat menggunakan alat-alat medis yang berperangkat gelombang elektromagnetik dan selalu meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
4. Drs. Effendy, Nasrul.1997. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC